Feeds:
Pos
Komentar

Archive for Januari, 2023

132. *Bongko Arosbaya Bangkalan*

Selama ini kuliner Madura identik dengan rasa asin dan gurih. Namun jajanan khas Kecamatan Arosbaya, Kabupaten Bangkalan ini berbeda. Jajanan berbahan dasar tepung beras yang dibungkus daun pisang ini memiliki rasa manis dan legit di lidah.

Saya sedang menikmati Kue Bongko. Jajanan khas asal Arosbaya Bangkalan Madura. Jajanan Bongko diduga sudah ada sejak setengah abad lalu.

Salah satu penjual Kue Bongko yang terkenal terletak di samping Puskesmas Arosbaya Bangkalan. Penjual ini setia menggunakan resep turun-temurun dari generasi sebelumnya. Hal ini untuk menjaga kelezatan Kue Bongko agar tetap dicari pelanggannya.

Kue manis ini dinamakan Bongko karena awalnya hanya dijual di rumah, bukan di warung. Nama Bongko berasal dari kata dalam bahasa Madura “bungkoh” yang artinya rumah atau tempat tinggal.

Orang Madura memiliki kebiasaan mempermudah pengucapan dan menyingkat kata sehingga tanpa disadari mengubah kata Bungkoh menjadi Bongko.

Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat jajanan Kue Bongko tergolong sederhana dan mudah didapat. Mulai dari tepung beras, gula pasir, santan kelapa, dan daun pandan.

Cara membuatnya pun cukup mudah. Pertama, beras direndam selama semalam. Keesokan harinya, beras rendaman tersebut digiling hingga menjadi tepung. Jika ingin lebih praktis, bisa menggunakan tepung beras instan yang dijual di pasaran. Selanjutnya, tepung beras dicampur dengan santan, gula, dan bumbu khusus.

Adonan Bongko ini kemudian dibungkus menggunakan daun pisang. Lalu dikukus selama sekitar satu jam.

Di Kecamatan Arosbaya, Kabupaten Bangkalan, jajanan ini cukup mudah dijumpai di beberapa jalan protokol. Banyak pedagang menjajakan Bongko di pinggir jalan. Ada yang menggunakan motor dengan boks plastik berisi Bongko. Ada pula yang memajang Bongko di meja-meja pinggir jalan.

Terdapat beberapa varian rasa Bongko yang bisa dijumpai. Di antaranya original, pisang, mutiara, cokelat, dan cokelat pisang. Harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau. Sebungkus kue Bongko biasanya dijual sekitar 5 ribuan.

Beberapa instansi swasta maupun negeri di Kabupaten Bangkalan pun sering menghidangkan Kue Bongko dalam berbagai acara yang diselenggarakannya.

Kue Bongko juga sering dipilih sebagai oleh-oleh khas Bangkalan yang diminati para wisatawan. Sebaliknya, saat orang Bangkalan pergi ke luar kota, mereka juga sering membawa Kue Bongko sebagai oleh-oleh.

Meskipun muncul berbagai jajanan kekinian, namun Bongko masih menjadi salah satu jajanan favorit di kalangan masyarakat Arosbaya, Bangkalan.

Kendala yang biasa dihadapi oleh penjual Kue Bongko Arosbaya adalah banyaknya Bongko yang beredar di pasaran itu bukan Kue Bongko asli Arosbaya atau dalam arti yaitu produk tiruan. Tapi kita tidak perlu khawatir untuk membedakan mana Bongko yang asli atau yang palsu. Kita bisa datang langsung ke Arosbaya Bangkalan.

Kita juga lebih mudah mencari tempat penjual Kue Bongko melalui peta digital.

.

.

.

.

Sumber dan Referensi:
https://bandungklik.com/mencicipi-manis-dan-legitnya-bongko-arosbaya-bangkalan/kuliner/
https://jatim.wahananews.co/madura/bikin-ketagihan-cita-rasa-bongko-arosbaya-ini-beda-dari-kuliner-madura-lain-5MiJB5btmG/1
https://www.merdeka.com/jatim/beda-dari-kuliner-madura-lain-cita-rasa-bongko-arosbaya-ini-bikin-ketagihan.html
https://www.pulaumadura.com/2018/04/kuliner-tradisional-kue-bongko-khas.html

Read Full Post »

131. *Kupat Sayur Sambal Jagung Tuban*

Kupat Sayur Sambal Jagung adalah sajian utama bagi masyarakat Tuban saat ritual Kupatan pada 15 hari sebelum puasa dan 7 hari setelah hari raya Idul Fitri. Tanda-tanda bulan Ramadhan di Tuban itu sudah terasa sejak bulan Rajab atau 2 bulan sebelum Ramadhan tiba. Pada bulan ini puji-pujian yang dilantunkan Masjid dan Musholla sudah khas. Nah puncak penyambutan Ramadhan adalah ritual Kupatan.

Pada saat Kupatan, maka seluruh warga desa berduyun-duyun ke Mushola atau Masjid terdekat sambil membawa makanan khas berupa Ketupat dari lontar dan lepat serta bumbu-bumbu sedap yang luar biasa enak.

Setelah warga berkumpul, maka pemuka agama setempat bisa kiai, Ustad atau Mbah Modin memimpin doa. Para warga mengamini doa tersebut dan dihadapannya terdapat kupat yang siap santap. Setelah selesai berdoa warga yang datang dengan rasa kebersamaan, makan bersama kupat yang telah dibawa masing-masing tadi.

Nah yang bikin khas Ketupat yang dibawa saat kupatan ini adalah sambal jagungnya. Di tempat lain mungkin rasanya tidak lazim penggunaan sambal jagung untuk menu kupat sayur.

Penyajiannya, ketupat diiris kecil-kecil. Lalu dimasukkan dalam piring, diberi bumbu-bumbuan yang enak tadi. Biasanya berupa sambal goreng ati, atau kacang panjang bumbu, bihun bumbu dan lain-lain. Setelah itu diguyur dengan kuah kari ayam.

Terakhir diberi sambal jagung yang menjadi bintangnya. Di menu ini diletakkan di paling atas.

Jagung yang digunakan untuk sambal ini tidak sembarang jagung. Paling enak ya tetap pakai jagung yang di tanam di tanah Tuban. Jagung pilihan ini lalu disangrai, itu lho goreng tanpa pakai minyak. Lebih enak sangrainya di gerabah atau wajan dari tanah liat.

Lalu jagung yang sudah disangrai diberi bumbu-bumbu rahasia yang enak banget. Setelah itu ditumbuk sampai halus. Mungkin kalau sekarang sudah ada yang menggunakan blender. Tapi percaya deh ditumbuk jauh lebih sedap.

Selanjutnya, Kupat Tuban itu kulitnya terbuat dari daun lontar. Daun lontar yang khas wanginya. Heemmmm, langsung kebayang sedap dan wanginya kupat yang dihasilkan. Jangan lupa juga, ada kari. Soal kari-karian, Tuban juaranya. Rasanya pas, sedap, mantab.

Nah itu semua dijadikan satu, ditata dengan cantik nan menawan. Duh langsung ngiler pengen nyobain kan? Rasanya pertama gurih. Ada tekstur jagung yang cruncy dan juga gurihnya jagung. Ditambah lembutnya kari ayam dan terakhir aroma lontar dari ketupat.

O iya, Sambal Jagung ini di tempat lain disebut juga sebagai emput. Emput ada banyak versi rasa, tergantung selera. Ada yang gurih seperti yang digunakan pada Kupat sayur ini. Sementara yang rasa manis biasanya digunakan untuk makan ketan.

.

.

.

.

Sumber dan Referensi:
https://www.kangrudi.com/kupat-sayur-sambal-jagung-khas-tuban-yang-bikin-ketagihan/

Read Full Post »

130. *Jubung Gresik*

Ketika berada di Gresik, rasanya kurang lengkap jika tidak mencicipi kuliner khasnya. Di Gresik terdapat banyak kuliner yang dapat menggugah selera. Beberapa kuliner khas Gresik diantaranya adalah nasi krawu, otak-otak bandeng, minuman legen, sampai jajanan seperti pudak dan jubung.

Kali ini saya sedang menikmati jajanan khas Gresik bernama Jubung.

Jubung merupakan jajanan yang mempunyai bentuk seperti jenang. Kudapan ini terbuat dari ketan hitam yang ditaburi biji wijen di atasnya. Biasanya, Jubung ditempatkan di selongsong warna putih yang terbuat dari daun pinang muda. Jajanan Jubung dapat kita temukan dengan mudah di Gresik.

Untuk membuat Jubung diperlukan ketelatenan dan kesabaran. Karena proses awal pembuatan kudapan Jubung ini menghabiskan waktu sekitar 24 jam. Dalam proses ini dilakukan perendaman ketan hitam. Kemudian menggiling ketan, memasak ketan, sampai membungkus ketan menjadi Jubung.

Cara membuatnya yaitu ketan diredam selama 12 jam. Setelah itu ketan digiling hingga halus. Pada saat yang bersamaan, kelapa diparut dan kemudian diambil sarinya dan dimasak hingga kental.

Setelah itu, tepung ketan dimasukkan ke dalam wajan sambil dicampurkan dengan sari kelapa yang sudah dimasak. Untuk menimbulkan rasa yang lebih baik, ditambahkan telur ayam pada adonan.

Proses memasak adonan ini adalah yang terlama. Karena membutuhkan waktu sekitar enam jam sampai adonan benar-benar kental dan menghasilkan Jubung dengan tekstur baik. Setelah adonan mengental, gula pasir ditambahkan untuk memberi rasa legit pada Jubung.

Kebanyakan juru masak Jubung ini adalah laki-laki. Karena adonannya harus diaduk terus-menerus. Setelah itu dicetak di atas pelepah pinang kering yang biasa disebut dengan “OPE”. Yaitu cetakan alami yang berbentuk lingkaran. Yang tidak pernah ketinggalan adalah taburan wijen di atasnya. Karena salah satu yang paling unik dari jenang Jubung adalah bagian atas yang ditaburi wijen.

Jenang Jubung bentuknya pun unik dan berbeda dengan jenang pada umumnya. Jenang Jubung cenderung memiliki rasa kenyal, lembut, gurih, dan manis. Jubung mempunyai ciri khas, yaitu bungkusnya yang terbuat dari daun pinang muda yang dililit menyerupai gelas ukuran mini. Selain Jubung, warga setempat juga menyebutnya dengan nama Ope.

Nah, karena cita rasa lezatnya, jenang Jubung sering diburu oleh para wisatawan untuk dijadikan oleh-oleh. Namun kita tidak perlu khawatir. Karena di Kota Gresik sudah banyak sekali tempat oleh-oleh yang menjual jenang Jubung. Bahkan pemilik usaha jenang Jubung pun telah memasarkan usaha jenang jubungnya ke seluruh penjuru Nusantara. Jadi, jika kita berada di luar wilayah Gresik, kita tetap bisa memesannya via online. Akan tetapi apabila memesan dari luar kota, tentu saja rasanya tidak seenak yang dibeli langsung dari tempat pembuatannya di Gresik.

Oleh karena itu, kita wajib mencoba menikmati jenang Jubung ketika berkunjung ke Gresik. Dan jangan lupa bawa jenang Jubung sebagai buah tangan yang khas.

Ayo kulineran ke Gresik.

Jangan lupa mencicipi kelezatan jenang Jubung Gresik.

.

.

.

.

Sumber dan Referensi:
https://surabaya.liputan6.com/read/4188057/jubung-kudapan-legit-dari-gresik
https://www.brilio.net/creator/jenang-jubung-oleh-oleh-khas-kota-gresik-yang-unik-dan-nikmat-0c7f6d.html
https://akurat.co/cara-membuat-jenang-jubung-makanan-khas-gresik-yang-lembut-dan-manis
https://www.vnn.co.id/2020/10/jenang-jubung-oleh-oleh-daun-pinang.html
https://travelingyuk.com/oleh-oleh-khas-gresik/88404/

Read Full Post »

Gettas Sumenep

129. *Gettas Sumenep*

Selain kaya akan wisata alam dan budayanya Madura juga menyimpan berbagai kekayaan wisata kuliner yang perlu kita coba. Salah satunya adalah kuliner yang berasal dari Kabupaten Sumenep yaitu Gettas.

Tapi sebelumnya sudah pernah dengar belum dengan kuliner Gettas ini?

Gettas merupakan sejenis kudapan yang terbuat dari tepung beras dengan campuran kelapa, kemudian digoreng. Ternyata Gettas ini termasuk ke dalam kuliner yang unik. Karena Gettas hanya ada pada waktu tertentu alias kuliner  musiman. Dan hanya 1 tahun 3 kali dapat ditemui pada waktu perayaan upacara Nyadar.

Gettas merupakan kuliner wajib ketika upacara Nyadar. Gettas merupakan simbol rasa syukur para petani garam atas karunia TUHAN karena bisa panen garam. Nyadar sendiri merupakan salah satu bentuk penghargaan warga Pinggir Papas terhadap leluhur mereka yang bernama Pangeran Anggosuto yang banyak berjasa memberikan pengetahuan mengenai teknik pembuatan garam.

Lalu untuk mengingat jasanya sampai saat ini pemakaman pangeran Anggosuto menjadi tempat pelaksanaan ritual upacara Nyadar. Pelaksanaan Nyadar didasarkan pada perhitungan pergeseran bintang antara tanggal 21 Maret dan 21 Juni. Setiap marahari bergeser pada equator menuju garis balik utara. Pada posisi itu Bintang Karteka (Kartika) dan Bintang Nanggele (bintang bajak) muncul dari arah timur.

Upacara Nyadar biasanya diadakan di Desa Kebundadap Barat Kecamatan Saronggi Sumenep. Upacara Nyadar merupakan acara rutin yang dilaksanakan tiga kali dalam setahun.

Yaitu, Bulan Juli merupakan Nyadar pertama. Bulan Agustus merupakan Nyadar kedua dan Bulan September merupakan Nyadar ketiga.

Disaat itulah Gettas banyak dijual di sepanjang jalan menuju ke upacara ritual Nyadar. Untuk rasa Gettas jangan ditanya yang pastinya enak, gurih dan manis. Bahannya sebetulnya hampir sama dengan Serabi. Yang biasa disajikan saat malam tanggal 21 bulan Ramadhan. Bedanya hanya pada proses memasaknya. Kalau Gettas digoreng, sedangkan Serabi dipanggang.

Gettas dibuat dari ketan yang dihaluskan dan dicampur dengan hasil parutan kelapa muda dan kemudian digoreng. Setelah selesai digoreng hasil gorengan tersebut dilumuri dengan gula merah dan gula pasir yang dicampur putih telur. Lalu bagian yang unik adalah dicampur dengan air garam.

Kenapa dicampur dengan air garam?

Sebab, dahulu kala menurut warga sekitar yang terbiasa membuat Gettas, memang lebih baik menggunakan air garam yang tidak mengandung yodium atau garam mentah hasil dari petani-petani garam yang langsung dari tambak garam. Hal ini bermakna untuk mensyukuri hasil panen yang didapat karena atas karunia TUHAN, para petani bisa panen garam dengan baik.

Unik sekali ya?

Kuliner Gettas memiliki cerita sejarah sendiri dan bukan kuliner yang asal ada begitu saja.

Jadi, kalau ke Madura tepatnya ke Sumenep jangan lupa untuk mencoba langsung Gettas yang unik ini. Karena dijamin kita akan kepingin mencobanya lagi dan lagi.

.

.

.

.

Sumber dan Referensi:

https://www.pulaumadura.com/2018/12/manisnya-kuliner-gettas-khas-kabupaten-sumenep.html

Read Full Post »

Older Posts »